Senin, 14 November 2011

CeritaKu dikotaMU..
TEGAL LAKA-LAKA
Oleh: rosh


Jalan2 dikota Tegal membuatku merasa betah, apalagi ditemani oleh orang terkasih. Selain tata kotanya yang artistik, Tegal mempunyai tempat2 yang wajib dkunjungi dan kuliner yang wajib dicoba.

Satu hal yang paling ingin di coba adalah menikmati teh poci dimalam hari, sepertinya asik, santai2 sambil menghangatkan badan yang terkena  dinginnya udara malam. Daerah moci di kawasan jalan ahmad yani, disana anda akan menemukan warung2 tenda yang menyajikan teh poci. Biasanya ada menu tambahan seperti mendoan tahu,  tempe serta nasi lengko.

Lebih asik menikmati tech poci tanpa diaduk, membiarkan gulanya larut sendiri. Penjual akan memberikan cangkir yang berisi gula dan teko panas berisi teh, jadi kita yang menuang sendiri teh kedalam cangkir. Disruput…sruuuuttt…sruutt nikmat sekalii. Bener2 mak nyoos.  Orang bilang semakin buluk teko, semakin enak rasa teh poci. Jadi mintalah teko yang paling gak jelas rupanya ato yang paling bulukan.hee..hee..ini serius loh. 
              Menikmati suguhan teh poci
 
                      2 cangkir poci,untukku dan untukmu




Pagi hari enaknya menikmati sunrise di pantai, let go to PAI (Pantai Alam Indah). Pagi2 setelah nge-teh langsung cabut ke PAI. Gila ternyata dah rame banget, padahal ni hari masih pagi, wah sudah keduluan nich. Pantainya berubah jadi pasar kaget, tempat parkirnya pun sudah penuh. Ni yaa, kenapa bisa dibilang pasar kaget, di bagian depan ada panggung hiburan, tempat nyanyi2 gitu. Ada kuda yang siap antar keliling pantai, ada mobil karnaval yang juga bisa mengantar keliling, ada juga odong2. Yang jualan pun banyak dari aneka minuman, gorengan, kue srabi, cilok (makanan kebangsaan waktu kecil), nasi lengko, bubur ayam, sempeleo, ponggol setan, bubur kacang hijau, nasi ketan, aromanis, sampai  yang khusus jualan  jilbab pun ada. Eemmm…bener2 pasarnya sudah pindah kepantai…ha..ha…
Sunrice di PAI





Sejarah yang kurang terawat
 Ada sedikit yang membuat hati miris melihat asset sejarah yang kurang perawatan. Di deket pantai ada barang peninggalan perang seperti tank dan meriam. Secara historical pasti nilainya sangat tinggi. Mungkin pemerintah masih terbentur masalah pendanaan. Ingat waktu jalan2 kenegara tetangga, gerobak sate (gerobak satay) pun dimasukan ke museum, untuk memperkenalkan perkembangan budaya dan sejarah mereka. Jadi saya pikir apa yang ada di PAI sekarang haruslah kita jaga dan rawat karena itu adalah bagian dari sejarah dan perjuangan bangsa kita.

Peninggalan perang ini masih dibisa di bilang kondisinya baik cuma kurang perawatan, karena saat menegok ke sebelah ada yang lebih terlantar lagi. Ada permainan air water boom yang tidak dipake, sayang sekali. Andai saja wahana itu bisa beroperasi pasti akan banyak pengunjungnya. Ini bukan isapan jempol, dilihat dari jumlah pengunjung PAI yang buanyak. Dan larangan berenang dipantai, saya yakin wahana tersebut akan banyak peminatnya. Sekali lagi PR bersama bagi pemerintah daerah dalam pengembangan  pariwisatanya.
                             Gilaa…rame bangett penuh dengan manusia
                             (gambar diambil saat naik perahu)
 Duuhh lapeer, wah orang yang di samping sudah makan cilok 2 porsi, trus makan kue srabi, masih bilang lapar. Saatnya menikmati nasi lengko ditemani satu gelas teh hangat, emmm nikmatnya dunia. Nasi lengko isinya nasi, tahu, kecambah, timun, kerupuk mie (mireng) dikasih bumbu kacang plus kecap. Sedikit mirip dengan tahu campur.

                                             Nasi lengko
Matahari sudah mulai meninggi nich,sudah mulai panas. Perjalanan di lanjutkan ke Guci. Suatu daerah di dataran tinggi (lereng gunung slamet ) dengan sajian pemandian air panas. Wah cocok nich, berendam di air panas buat relaksasi meregangkan otot2 yang tegang dan pikiran yang stress. Disana anda bisa mandi langsung dialiran air panasnya (tempat terbuka) gratis atau  di tempat tertutup (dkamar mandi dengan bathtube). Dispensasinya anda harus merogoh kocek 5rb rupiah dan menunggu antrian. Setelah selesai mandi saatnya menikmati sate kelinci, emmm haruum. Saya pikir tadi dagingnya belum matang karena masih berwarna putih, ternyata ni sate sudah matang dan siap di santap. Selamat makan ….

                                         Daerah Guci

                                    Sate kelinci di guci
 Dideket pemandian air panas, ada beberapa kebun strowbery yang bisa petik sendiri. Asiik banget, karena metik sendiri gak kerasa tau2 keranjang sudah penuh. Ni klo gak diingetin maunya metik terus. Satu kilo buah strowberi di hargai 35rb. Puas metik, harga juga masuk kantong, ditambah strowberinya manis2. 
Strowberry garden

Strowberry garden


















Menikmati malam dengan sate blengong dan kupat glabed. Penyajian yang cukup unik, karena di sajikan dalam penerangan yang seadanya alias remang2 dan lesehan.  Daerah yang terkenal adalah tegal sari, masih di area pesisir pantai utara. Anda akan menemukan banyak lapak2 yang menjual sate blengong dan kupat glabed.
                                                   Sate blengong
(Blengong sejening angsa persilangan antara bebek dengan menthok)
                                            Kupat Glabed
Belum kenyang dengan sajian malam, lanjut ke menu modern ala tegal. Menikmati yakitori (ala jepang) dan beef burgogi (ala eropa) yang sudah di sesuaikan dengan  nuansa tegal. Restaurant anak ayam daerah pokanjari (pondok makan jalan teri), sajian modern harga kampung, rasa tetep yahuud.
                                           Beef burgogi

                                             Yakitori
Alhamdullilah pulang dengan perut kenyang… puas mata, puas perutnya makasih my towsie sudah mengajak jalan2, sekarang saatnya pulang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar